Flight Control Surface

Sebuah sistem kontrol penerbangan pesawat bersayap konvensional terdiri dari kontrol penerbangan permukaan, kontrol kokpit masing, hubungan menghubungkan, dan mekanisme operasi yang diperlukan untuk mengontrol arah sebuah pesawat dalam penerbangan. Kontrol mesin pesawat juga dianggap sebagai kontrol penerbangan karena mereka mengubah kecepatan. Dasar-dasar kontrol pesawat dijelaskan dalam dinamika penerbangan. Ini pusat artikel tentang mekanisme operasi dari kontrol penerbangan. Sistem dasar yang digunakan pada pesawat pertama kali muncul dalam bentuk yang mudah dikenali sejak April 1908, pada Louis Blériot ini desain VIII Blériot pelopor era monoplane.

Seperti halnya yang kita ketahui, setiap pergerakan pesawat ketika sedang terbang di udara diatur oleh system control atau dalam dinamika penerbangan dinamakan Flight Control System. Flight control dikendalikan oleh pilot dan co-pilot di cockpit. Flight control juga merupakan system terpenting dalam pesawat karena untuk membantu  pesawat dalam  pergerakan  naik turun, belok ke kanan dan ke kiri atau lebih kita kenal dengan  take off dan landing. Gerakan yang di lakukan Flight Control adalah rolling, pitching dan  yawing.

Pengendalian pesawat udara saat terbang dikontrol dalam tiga sumbu, yaitu sumbu lateral, sumbu longitudinal dan sumbu vertical, oleh bidang-bidang control ( flight control surfaces). Bidang-bidang control ini memandu pesawat udara selama terbang mulai take off, climbing, cruising, descent sampai landing. Flight control surfaces dibagi dalam tiga (3) kelompok utama yaitu primary control surface, secondary control surfaces dan auxiliary control surface




 FLIGHT CONTROL

Flight Control adalah salah satu system dalam pesawat terbang untuk mengendalikan pesawat selama penerbangan.

Flight Control dibagi atas 3 kelompok, yaitu:
1). Primary flight control (kemudi utama) meliputi aileron, elevator dan rudder
2). Secondary flight control (kemudi yang kedua) meliputi tab
3). Auxiliary flight control (kemudi bantu) meliputi flap, spoiler, speed brake, slot, leading edge slot dan slat.

Pada pesawat terbang dikenal 3 macam gerakan dasar, yaitu:
Gerakan berguling (rolling)
Gerakan berputar (yawing)
Gerakan naik turun (pitching)



1). PRIMARY FLIGHT CONTROL SURFACE

Primary Flight Control surface adalah kemudi utama pada pesawat terbang. Kemudi utama ini sangat penting untuk memudahkan pilot menerbangkan pesawat. Primary flight control merupakan kumpulan dari tiga komponen utama yang berperan menggerakan pesawat ketika pesawat dalam keadaan terbang. Ketiga komponen ini bekerja pada masing masing sumbunya sendiri atau garis khayal yang membentang lurus (axis). Yaitu, rudder pada sumbu vertical (vertical axis), elevator pada sumbu lateral (lateral axis), dan aileron pada sumbu longitudinal (longitudinal axis).

Ada 3 hal yang bisa dilakukan oleh primary flight control surface diantaranya adalah:
Mengendalikan pergerakan pesawat
Mengendalikan pesawat berdasarkan sumbu rotasinya
Mengendalikan kestabilan pesawat

Bidang kendali utama pada pesawat terbang adalah:
a. Aileron, merupakan bidang kendali yang terletak pada wing/sayap.
b. Elevator, merupakan bidang kendali yang terletak pada horizontal stabilizer.
c. Rudder, merupakan bidang kendali yang terletak pada vertical stabilizer.



a. Aileron

Terletak pada wing.
Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan roll. •
Bergerak pada sumbu longitudinal (sumbu yang memanjang dari nose hingga ke tail).
Aileron dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control.
Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam arah lateral.
Pergerakan aileron berkebalikan antara kiri dan kanan, berdefleksi naik atau turun.

Bagaimana cara kerja aileron??
Hasil gambar untuk cara kerja aileron

Gambar disamping adalah gambar pesawat dilihat dari arah tail. Jika  ingin melakukan roll atau bank atau berguling kekanan, maka yang dilakukan oleh pilot adalah: menggerakan stick control atau tuas kemudi ke arah kanan, sehingga secara mekanik akan terjadi suatu pergerakan di mana aileron sebelah kanan akan bergerak naik dan aileron kiri bergerak turun. Pada wing kanan dimana aileron up akan terjadi pengurangan lift (gaya angkat) hal ini dikarenakan aileron yang naik menyebabkan kecepatan aliran udara di permukaan atas wing berkurang (karena idealnya aliran udara di atas airfoil lebih cepat daripada di permukaan bawah, sehingga timbul Lift) sehingga sayap kanan kehilangan lift (gaya angkatnya) yang menyebabkan wing kanan turun. Sedangkan pada wing sebelah kiri, aileron yang turun menyebabkan tekanan udara terakumulasi dan mengakibatkan wing kiri naik. Begitu juga sebaliknya jika pilot menginginkan pesawatnya melakukan roll ke sebelah kiri.

 Aileron terletak pada wing kanan dan wing kiri.  Aileron merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan roll atau rolling. Aileron bergerak pada sumbu longitudinal (sumbu yang memanjang dari nose hingga ke tail).  Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam arah lateral.  Aileron dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control.   Pergerakan aileron berkebalikan antara kiri dan kanan, aileron berdefleksi naik atau turun.

Jika seorang pilot ingin melakukan roll atau bank atau berguling kekanan, maka yang dilakukan oleh pilot adalah  menggerakan stick control atau tuas kemudi ke arah kanan, sehingga secara mekanik akan terjadi suatu pergerakan di mana aileron sebelah kanan akan bergerak naik dan aileron kiri bergerak turun. Pada wing kanan dimana aileron up akan terjadi pengurangan lift (gaya angkat) hal ini dikarenakan aileron yang naik menyebabkan kecepatan aliran udara di permukaan atas wing berkurang. Hal ini menyebabkan sayap kanan kehilangan lift (gaya angkatnya) yang menyebabkan wing kanan turun. Sedangkan pada wing sebelah kiri, aileron yang turun menyebabkan tekanan udara terakumulasi dan mengakibatkan wing kiri naik. Begitu juga sebaliknya jika pilot menginginkan pesawatnya melakukan roll ke sebelah kiri.


b. Elevator

Terletak pada horizontal stabilizer.
Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan pitch (pitch up or down).
Bergerak pada sumbu lateral (sumbu yang memanjang sepanjang wing).
Elevator dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control.
Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam arah longitudinal.
Pergerakan elevator bersamaan antara kiri dan kanan, berdefleksi naik atau turun.

  Bagaimana cara kerja elevator??  


Hasil gambar untuk elevator of aircraft work
Jika pilot menginginkan pesawat melakukan pitch up or down naikan dan menurunkan nose). Maka yang dilakukan adalah dengan menggerakan stick control pada cockpit ke depan atau ke belakang. Jika kita menginginkan pitch up (nose ke atas) maka pilot akan menggerakan stick control nya ke belakang (menuju ke badan pilot) yang akan mendapat respon dengan naiknya elevator secatra bersamaan. Dengan naiknya elevator maka terjadi penurunan gaya aerodinamika pesawat yang menekan tail ke bawah sehingga nose akan raise atau naik. Kebalikannya jika pilot menginginkan pitch down, maka stick control akan di gerakan ke depan yang akan membuat elevator bergerak ke bawah sehingga bagian tail mendapat gaya yang menekan ke atas dan menyebabkan nose turun.


Elevator terletak pada horizontal stabilizer. Elevator merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan pitch (pitch up or down). Aileron bergerak pada sumbu lateral (sumbu yang memanjang sepanjang wing). Elevator dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan stick control. Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam arah longitudinal. Pergerakan elevator bersamaan antara kiri dan kanan,  Aileron berdefleksi naik atau turun


Jika pilot menginginkan pesawat melakukan pitch up or down (gerakan menaikan dan menurunkan nose). Maka yang dilakukan adalah dengan menggerakan stick control pada cockpit ke depan atau ke belakang. Jika kita menginginkan pitch up (nose ke atas) maka pilot akan menggerakan stick control nya ke belakang (menuju ke badan pilot) yang akan mendapat respon dengan naiknya elevator secara bersamaan. Dengan naiknya elevator maka terjadi penurunan gaya aerodinamika pesawat yang menekan tail ke bawah sehingga nose akan raise atau naik. Kebalikannya jika pilot menginginkan pitch down, maka stick control akan di gerakan ke depan yang akan membuat elevator bergerak ke bawah sehingga bagian tail mendapat gaya yang menekan ke atas dan menyebabkan nose turun.




c. Rudder

Terletak pada vertical stabilizer.
 Merupakan bidang kendali pada saat pesawat melakukan yaw.
 Bergerak pada sumbu vertical (sumbu memanjang tegak lurus terhadap Center of gravity dari pesawat).
Rudder dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan rudder pedal.
Jenis kestabilan yang dilakukan aileron adalah menyetabilkan pesawat dalam arah direksional.
Pergerakan rudder berdefleksi ke kiri atau kanan.



Bagaimana cara kerja rudder??  
Hasil gambar untuk cara kerja rudder pesawat

Rudder bekerja dengan perantara sistem mekanik yang bernama rudder pedal. Seperti halnya pedal rem atau gas pada mobil. Terdapat dua pedal yaitu kiri dan kanan yang masing-masing untuk pergerakan yaw kiri dan kanan. Jika pilot menginginkan pesawatnya yaw ke kiri maka pilot akan menekan/menginjak rudder pedal sebelah kiri, secara mekanik akan diartikan rudder akan berdefleksi ke kiri. Yang terjadi adalah timbul gaya aerodinamik yang menekan permukaan rudder yang berdefleksi, sehingga tail akan bergerak ke kanan dan nose akan bergerak ke kiri. Maka pesawat akan yaw ke kiri. Sebaliknya jika akan melakukan yaw ke kanan maka yang diinjak adalah rudder pedal sebelah kanan.

Rudder terletak pada vertical stabilizer.  Rudder merupakan bidang kendali pada saat pesawat untuk melakukan yaw atau berbelok. Rudder bergerak pada sumbu vertical (sumbu memanjang tegak lurus terhadap Center of gravity dari pesawat). Rudder dikendalikan dari cockpit dengan menggunakan rudder pedal. Jenis kestabilan yang dilakukan rudder adalah menyetabilkan  pesawat dalam arah direksional. Pergerakan rudder      berdefleksi ke kiri atau kanan.

Rudder bekerja dengan perantara sistem mekanik yang bernama rudder pedal. Seperti halnya pedal rem atau gas pada mobil. Terdapat dua pedal yaitu kiri dan kanan yang masing-masing untuk pergerakan yaw kiri dan yaw kanan. Rudder di gerakan oleh system hydraulic A dan B. Apabila kedua system tersebut tidak dapat bekerja, terdapat standby hydraulic system yang akan menggerakan rudder.


Jika pilot menginginkan pesawatnya yaw ke kiri maka pilot akan menekan/menginjak rudder pedal sebelah kiri, secara mekanik akan diartikan rudder akan berdefleksi ke kiri.


Yang terjadi adalah timbul gaya aerodinamik yang menekan permukaan rudder yang berdefleksi, sehingga tail akan bergerak ke kanan dan nose akan bergerak ke kiri. Maka pesawat akan yaw ke kiri. Sebaliknya jika akan melakukan yaw ke kanan maka yang diinjak adalah rudder pedal sebelah kanan.




Gerak dasar pesawat terbang

Pada dasarnya, pesawat terbang mempunyai gerak dasar pesawat yang fungsinya agar pesawat dapat bergerak stabil pada saat terbang di udara. Adapun ketiga gerak dasar pesawat itu adalah sebagai berikut :
Hasil gambar untuk sumbu sumbu pada pesawat
(Gambar sumbu-sumbu pada pesawat)



1.   Pitching  

Pitching merupakan gerakan menggangguk atau gerakan keatas dan kebawah dari nose pesawat, pitching bergerak pada sumbu lateral pesawat. Untuk dapat melakukan gerakan pitching, pilot menggerakkan bidang kendali utama atau primary control surface, yaitu dengan mengerakkan elevator yang terletak pada horizontal stabilizer. Pergerakan elevator dikendalikan dengan mengunakan stick control yang berada di dalam cockpit, stick digerakkan kedepan dan kebelang.

Apabila stick digerakkan kebelakang, maka elevator up atau keatas dan akan mengakibatkan nose pesawat bergerak keatas. Apabila stick digerakkan kedepan, maka elevator down atau turun dan akan mengakibatkan nose pesawat bergerak turun kebawah. Gerakan pitching dilakukan pada saat pesawat akan melakukan take off (pada saat climbing atau terbang menanjak) dan landing (pada saat descent atau terbang menurun).  

Hasil gambar untuk aircraft pitch motion
(Gambar gerakan pitch pada pesawat)



  2. Rolling

Rolling merupakan gerakan berguling (roll) dari pesawat, rolling bergerak pada sumbu longitudinal pesawat. Untuk dapat melakukan gerakan rolling, pilot mengerakkan bidang kendali aileron yang berada di wing / sayap. Pergerakan aileron dikendalikan dengan mengunakan stick control yang berada di dalam cockpit, stick digerakkan ke kiri dan kekanan.

Apabila stick digerakkan ke kanan, maka aileron sebelah kanan akan naik keatas dan aileron sebelah kiri wing akan turun kebawah. Hal ini akan menyebabkan pesawat akan rolling kesebelah kanan. Begitupula sebaliknya, apabila stick digerakkan ke kiri, maka aileron sebelah kiri akan naik dan aileron sebelah kanan akan turun. Hal ini akan menyebabkan pesawat akan rolling ke sebelah kiri. Gerakan rolling dilakukan pada saat pesawat akan berbelok atau bergerak ke arah kiri atau ke arah kanan.    

Hasil gambar untuk aircraft rolling motion
(Gambar gerakan roll pada pesawat)




3. Yawing

Yawing merupakan gerakan menggeleng atau nose pesawat bergerak ke kanan dan ke kiri. Yawing bergerak pada sumbu vertikal pesawat. Untuk dapat melakukan gerakan yawing pada pesawat, pilot menggerakkan bidang kendali rudder yang berada pada vertical stabilizer. Pergerakan rudder dikendalikan dengan menggunakan rudder pedal (kanan dan kiri) yang berada didalam cockpit. Apabila pedal kanan diinjak, maka rudder akan bergerak kekanan dan nose pesawat akan mengarah ke kanan. Dan apabila pedal kiri diinjak, maka rudder akan bergerak kekiri dan nose pesawat akan mengarah ke kiri.

Hasil gambar untuk aircraft yawing motion 
(Gambar gerakan yaw pada pesawat)




2). SECONDARY FLIGHT CONTROL SURFACE

Secondary flight control surface, bisa dibilang sebagai bidang kendali tambahan yang bertujuan untuk membantu kinerja dari primary control surface dan pergerakan pesawat ketika terbang, take off atau pun landing.

Yang termasuk secondary flight control surface adalah macam-macam tabs yaitu : trim tab, servo tab, antiservo tab, balance tab dan spring tab.


Aircraft Tab
Hasil gambar untuk aircraft tab



Defintion of Tab

Tab adalah sebuah airfoil tambahan kecil berengsel ke control surface (sebagai trailing edge) untuk membantu menstabilkan pesawat dalam penerbangan.
Tab berfungsi untuk mengatur tekanan yang harus dikeluarkan saat memposisikan tanjak/tukik. Tab diatur didalam kokpit oleh roda yang bisa diatur kedepan dan kebelakang.
Pada pesawat ringan atau kecil, permukaan control yang disebutkan diatas digerakkan oleh tenaga pilot. Setiap permukaan control terhubung langsung ke kolom kontrol atau pedal kemudi dengan serangkain kabel dan katrol atau batang. Dalam suatu sistem kontrol kolom kontrol dapat memindahkan permukaan kontrol, tetapi permukaan kontrol juga dapat memindahkan kolom. Ini disebut Control Reversibel.



Types of Tab

1). TRIM TAB
Berfungsi mengontrol keseimbangan sebuah pesawat udara sehingga dapat menjaga dan mempertahankan posisi terbang dalam kondisi lurus dan mendatar (straight and level) , tanpa tekanan pada control column, control wheel atau rudder pedal.Sebagian besar trim tab dipasang pada pesawat udara dioperasikan secara mekanikal dari cockpit melalui sistem kabel. Akan tetapi ada juga yang dioperasikan menggunakan electrical actuator. Trim tab dipasang pada elevator , rudder dan aileron.

Hasil gambar untuk trim tab  Gambar terkait










2). SERVO TAB

Sering disebut flight tab, digunakan terutama untuk main control surface yang besar/lebar, yang bekerja membantu pergerakan control surface dan menahannya pada posisi yang diinginkan. Hanya servo tab yang bergerak merespon terhadap pergerakkan cockpit control, dimana horn dari dari servo tab bersifat bebas terhadap pivot sumbu engsel main control surface. Tekanan aliran udara pada servo tab akan menggerakkan primary control surface, dengan demikian mengurangi tenaga yang dibutuhkan pilot untuk menggerakkan primary control surface tersebut.

Hasil gambar untuk servo tab



3). ANTI-SERVO TAB

Tab antiservo bekerj dengan cara yang berlawanan dengan tab servo. Tab antiservo berfungsi terutama untuk membuat kontrol berat dalam merasa pilot dan juga untuk meningkatkan stabilitas. Dengan kata lain, antiservo tab berfungsi untuk mengurangi beban tekanan pada kemudi dan membantu stabilator untuk tetap pada posisi yang
di inginkan.
Hasil gambar untuk anti servo tab




4). BALANCE TAB

Rangkaian pada balance tab dirancang sedemikian rupa sehingga saat main control surface bergerak, tab bergerak dalam arah yang berlawanan, sehingga gaya aerodinamika yang bekerja pada tab membantu pergerakkan main control surface.

Hasil gambar untuk BALANCED tab




5). SPRING TAB

Bekerja seperti hydraulic actuator , membantu pergerakkan primary control surface. Konstruksinya terdiri dari susunan spring dan rangkaian mekanik lainnya. Dalam beberapa pesawat udara , spring tab dipasang pada trailing edge masing-masing aileron dan digerakkan oleh gaya spring push pull rod yang dirangkaikan ke aileron control linkage.

Hasil gambar untuk SPRING tab





Activation Control of Tab

a). Simple Control

Sebuah kabel mekanikal sederhana dapat kita temukan pada pesawat Cessna C152. Kabel di beberapa pesawat diganti dengan btang rod. Kolom kontrol dapat digerakkan dengan menaikkan dan menurunkan elevator.
Hasil gambar untuk SIMPLE CONTROL TAB AIRCRAFT    Hasil gambar untuk SIMPLE CONTROL TAB AIRCRAFT

Gambar terkait


 
b). Boosted Control System

Ini adalah sistem boost sederhana. Ketika pilot menggerakkan kolom, tegangan pada kabel atau batang juga membuka katup yang melepaskan tekanan dari pompa hidrolik atau pneumatik dengan memperluas slave silinder yang membantu menggerakkan kendali. Kolom kendali dapat dipindahkan dengan menaikkan dan menurunkan elevator tapi ini membutuhkan tenaga yang lebih besar.
Hasil gambar untuk BOOSTED CONTROL SYSTEM




c). Fly by Wire System

Tidak ada hubungan mekanik antara kolom dan permukaan kontrol di sistem 'fly-by-wire'. Ada sensor pada kolom kontrol yang mentransmisikan posisi kolom untuk aktuator. Aktuator kemudian menggerakkan permukaan kontrol ke posisi defleksi kolom yang sesuai. Sistem ini tidak reversibel. (Kolom kontrol tidak akan dipindahkan dengan memindahkan permukaan kontrol). Sistem ini jauh lebih ringan daripada sistem boost dan digunakan pada semua pesawat besar saat ini.

Hasil gambar untuk FLY BY WIRE SYSTEM




d). Tab Control System

Pada mulanya desainer pesawat besar menghindari menggunakan boost kontrol, seperti yang dijelaskan di atas. Sebagai contoh pesawat DC-9 menggunakan actuated control tab. Pada tab control system pilot hanya menggerakkan actuating tab kecil pada tab kontrol yang besar. tenaga yang dihasilkan oleh tab selanjutnya menggerakan kontrol utama. Ini adalah cara kerja yang sama trim tab. Oleh karena itu, Anda bisa memikirkan sistem ini seperti trim tab jika mereka terhubung ke roda kontrol bukan sistem kontrol terpisah. Perhatikan bahwa dalam sistem tab terkontrol tidak ada hubungan langsung antara kolom kontrol dan permukaan kontrol.

Hasil gambar untuk TAB CONTROL SYSTEM AIRCRAFT





3).  AUXILIARY FLIGHT CONTROL SURFACE

Yang termasuk auxiliary flight control surface adalah : flaps, spoilers, speed brakes, slats, leading edge flaps and slot.
Auxiliary group tersebut dibagi 2 kelompok yaitu kelompok penambah gaya angkat (lift increasing group) dan kelompok pengurang gaya angkat (lift decreasing group).

Yang termasuk lift increasing group adalah : flaps, trailing edge and leading edge slats, slots.

Hasil gambar untuk FIXED SLOT AUTOMATIC SLOT AIRCRAFT


Yang termasuk lift decreasing group adalah : speed brakes, spoilers.
Jenis flaps terdiri dari :
1)  plain flap
2)  split flap
3)  fowler flap
4)  slotted flap

Hasil gambar untuk FLAP AIRCRAFT





KESIMPULAN

  • Setiap pergerakan pesawat ketika sedang terbang di udara diatur oleh system control atau dalam dinamika penerbangan dinamakan Flight Control System. Flight control dikendalikan oleh pilot dan co-pilot di cockpit. Flight control juga merupakan system terpenting dalam pesawat karena untuk membantu  pesawat dalam  pergerakan  naik turun, belok ke kanan dan ke kiri atau lebih kita kenal dengan  take off dan landing. Gerakan yang di lakukan Flight Control adalah rolling, pitching dan  yawing.
  • Flight Control adalah salah satu system dalam pesawat terbang untuk mengendalikan esawat selama penerbangan.
  • Pengendalian pesawat udara saat terbang dikontrol dalam tiga sumbu, yaitu sumbu lateral, sumbu longitudinal dan sumbu vertical, oleh bidang-bidang control (flight control surfaces). Bidang-bidang control ini memandu pesawat udara selama terbang mulai take off, climbing, cruising , descent sampai landing. Flight control surfaces dibagi dalam tiga (3) kelompok utama yaitu primary control surface , secondary control surfaces dan auxiliary control surface
  • Primary flight control surface terdiri dari aileron, elevator dan rudder

  1. Aileron dipasang di bagian traling edge sayap, berfungsi mengontrol gerakan miring (bangking), belok (turning) dan berputar dengan tumpuan sumbu longitudinal (rolling). Pergerakan antara aileron kanan dan kiri arahnya saling berlawanan
  2. Elevator dipasang di horizontal stabilizer, berfungsi mengontrol gerakan pitching(nose up and down ) dengan tumpuan sumbu lateral.
  3. Rudder dipasang di vertical stabilizer, berfungsi  mengontrol arah kiri            dan kanan ( hiding) atau yawing , dengan tumpuan sumbu vertikal.
  • Yang termasuk secondary flight control surface adalah macam-macam tabs yaitu : trim tab , servo tab, spring tab, balance tab. Fungsi tabs adalah untuk membantu pilot mengurangi gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan primary flight  control dan untuk membantu pilot dalam melakukan trim and balance pesawat  saat kondisi terbang. 
  • Yang termasuk auxiliary flight control surface adalah : flaps, spoilers, speed brakes, slats, leading edge flaps and slot. 
  • Auxiliary group tersebut dibagi 2 kelompok yaitu kelompok penambah gaya angkat (lift increasing group) seperti flaps, trailing edge and leading edge slats, slots dan kelompok pengurang gaya angkat (lift decreasing group) seperti speed brakes, spoilers.


Terima Kasih, Salam Aviasi.


 


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer