THRUST REVERSE
THRUST REVERSE PESAWAT TERBANG
Teknologi memungkinkan pembuatan pesawat yang
makin berat dan makin cepat. Hal ini menimbulkan masalah baru yaitu pesawat
juga harus bisa berhenti dengan cepat di landasan, apalagi jika panjang
landasan terbatas atau terkontaminasi oleh air, salju, rubber deposit atau
kontaminan lainnya. Berbagai cara dipakai untuk mengurangi kecepatan setelah
pesawat mendarat di landasan. Rem yang kuat, spoiler untuk menghancurkan lift
di sayap sehingga cengkeraman ban di landasan menjadi lebih kuat, sampai
penggunaan parasut.
Menambah kekuatan rem berarti menambah berat
komponen rem, dan rem yang kuat tidak cukup efektif untuk mengurangi kecepatan
di landasan licin atau terkontaminasi. Memakai parasut berarti menambah kerja
ekstra mengumpulkan parasut dari landasan, melipat dan memasangkannya kembali
ke pesawat, belum lagi kapasitas landasan yang berkurang karena pesawat
berikutnya tidak bisa mendarat sampai parasut diambil oleh personil bandara.
Bagaimana kalau kita memanfaatkan daya dorong yang dihasilkan oleh mesin? Bagaimana
kalau daya dorong (thrust) tersebut dibalikkan ke depan sehingga bisa
mengurangi kecepatan pesawat? Dari pertanyaan-pertanyaan seperti ini, timbulah
inovasi reverse thrust. Pesawat Boeing 247 dan Douglas DC-2 adalah
pesawat-pesawat generasi awal yang sudah dilengkapi dengan reverse thrust.
A.
Thrust Reverse di Mesin
Turbin
Pada mesin turbin tanpa propeller(baling-baling),
reverse thrustdidapat dengan membalikkan arah gaya dorong mesin ke depan atau
ke samping. Cara ini dilakukan dengan cara melengkapi mesin dengan alatthrust
reverser. Thrust reverser ini tidak bisa membelokkan arah thrust 180° ke depan
pesawat tapi paling tidak bisa membelokkan sampai sekitar 45° dari arah depan
pesawat. Hasil dari pembalikan thrust ini bisa memberikan efisiensi bersih sebanyak
50%. Efisiensi ini berkurang jika putaran mesin berkurang.
Normalnya sebuah mesin jet akan mempunyai satu
dari dua jenis thrust reverser yang umum yaitu target reverser atau cascade
reverser.
1. Target reverser
1. Target reverser
Target
reverser atau clamshell reverser adalah sebuah reverser sederhana berupa 2 buah
cangkang yang terbuka di belakang mesin yang menahan aliran thrust dan
membelokkan arah thrust ke depan.
![](https://www.ilmuterbang.com/images/stories/Teori/Pengetahuanumum/reverser.jpg)
2. Cascade reverser
Cascade
reverser lebih rumit dan biasanya terpasang di mesin turbofan. Rancangan cascade
reverser normalnya hanya membelokkan aliran udara dari fan saja, sedangkan
aliran udara dari dalam inti mesin/turbin tidak dibelokkan. Pada saat dibuka,
pintu-pintu penahan akan membelokkan udara dari aliran fan kesamping. Cascade
reverser ini kurang efektif dibandingkan dengan target reverserkarena hanya
aliran dari fan, tidak semua aliran ke belakang dibelokkan oleh reverser.
Thrust Reverse bekerja efektif pada saat pesawat
berada pada kecepatan tinggi. Alasannya, jumlah reverse thrust murni (thrust
net amount) bertambah jika kecepatan bertambah. Alasan kedua, mesin
menghasilkan tenaga yang besar pada kecepatan tinggi dan pada waktu menggunakanreverse
thrust, energi kinetik yang dihancurkan mempunyai rasio yang lebih besar pada
kecepatan tinggi.
B.
Thrust Reverse di Mesin
Propeller
Cara kerja reverse thrust di mesin propeller
(baling-baling) sedikit berbeda dengan mesin jet yaitu dengan cara mengubah
pitch atau sudut baling-baling sehingga biarpun propeller tetap berputar ke
arah putaran yang sama tapi aliran udaranya akan berbalik ke depan. Cara ini
hanya bisa dilakukan pada pesawat dengan variable pitch propeller. Pesawat
dengan sudut baling-baling yang tetap atau disebutfixed pitch propeller tidak
bisa menghasilkan reverse thrust. Sebagai perumpamaan untuk fixed pitch
propeller adalah kipas angin yang anda miliki di rumah, hanya bisa
menghembuskan udara (thrust) ke satu arah karena sudut baling-balingnya tetap, tidak
bisa dibalik. Pesawat yang dilengkapi dengan variable pitch propeller pada
dasarnya mampu untuk mengubah sudut baling-baling. Jika sudut baling-baling
(pitch) ini diubah menjadi mendekati 0° maka biarpun baling-baling berputar tidak
ada thrust yang dihasilkan. Posisi ini dikenal dengan flat pitch. Jika sudut
baling-baling di lanjutkan sampai sudutnya membentuk sudut negatif dari sudut
normal, maka arah thrust yang tadinya ke belakang akan berbelok ke depan.
Berbeda dengan reverse thrust di mesin jet, idle reverse di pesawat dengan
propeller menghasilkan 60% tenaga thrust reverse.
![](https://ilmuterbang.com/images/stories/Teori/Pengetahuanumum/propeller-pitch.jpg)
C.
Masalah pada Thrust Reverse
Selain kegunaannya di darat, aktivasi thrust
reverser di udara bisa berbahaya, dan merupakan keadaan darurat jika aktif tanpa
diinginkan oleh penerbang. Sistem thrust reverser normalnya mempunyai sistem
penguncian yang menjaga agar thrust reversertidak bekerja di udara. Sistem
penguncian ini termasuk “auto-stow” yang menjagareverser agar tetap tertutup di
udara. Di beberapa pesawat sipil ada beberapa pesawat lama yang memang
dirancang untuk mengaktifkan reverser di udara untuk membantu mengurangi
kecepatan seperti di pesawat supersonik Concorde.
Terima kasih, Salam Aviasi
Terima kasih, Salam Aviasi
Komentar
Posting Komentar